Hotel Tugu Sri Lestari Blitar Dengan Nuansa Kolonial Yang Menarik – Awan mendung dan angin sepoi-sepoi membuat udara di Kota Blitar terasa sejuk. Seirama dengan suasana saat memasuki area hotel Hotel Tugu Sri Lestari. Lorong gerbang hotel di jalan protokol Kota Proklamator itu dihiasi tumbuhan sulur. Alhasil tempat istirahat di Jl. Merdeka Kota Blitar tersebut diselimuti suasana adem, tenang dan nyaman.
Masuk ke dalam, terutama di area parkir, terdapat beberapa pohon besar nan rindang yang berumur puluhan tahun yang menambah teduh. Hotel yang dibangun pada tahun 1850-an ini awalnya hanya sebagai rumah tinggal salah satu keluarga terkenal di Blitar. Hal itu nampak dari gaya arsitektur rumah kolonial pada bangunan utama yang berkembang pada abad 18-19an.
Perjalanan Sejarah Perubahan Nama Hotel Centrum Menjadi Hotel Sri Lestari
Manager Operasional Hotel Tugu Sri Lestari, Suhartini menjelaskan bahwa seiring perjalanan waktu, terutama setelah Perang Dunia kedua atau sekitar 1980an, hotel tersebut diberi nama Hotel Centrum. Bertahun-tahun setelah itu, namanya diubah menjadi Hotel Sri Lestari. Dan, kini menjadi Hotel Tugu – Sri Lestari.
Bangunan hotel ini sebagai rumah besar Jawa Timur yang indah dari zaman kolonial Belanda. Terdapat pilar-pilar raksasa berwarna putih dan perabotan antik dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,” terangnya.
Awal abad ini, bangunan tersebut direnovasi pada setiap detailnya, namun tetap mempertahankan karakter artistik, karismatik, dan historisnya, serta memadukannya dengan kemewahan modern.
Di sebelah timur terdapat bangunan baru dengan konsep kamar modern. Bangunan ini dibangun pada kisaran tahun 1990an. Hartini menuturkan bahwa ada beberapa tamu yang tidak ingin menempati kamar dengan susasana klasik seperti di Sang Fajar Suite Room dan Tugu Suite Room. Hal itulah yang mendasari penambahan kamar sebanyak 10 kamar, masing-masing 2 kamar Tugu Suite, 3 kamar Executive Suite, dan 5 kamar Deluxe Executive.
Sedangkan pada bangunan utama dengan konsep kamar klasik terdapat 9 kamar yakni 1 kamar Sang Fajar Suite, dan 8 kamar Tugu Suite. “Total terdapat 56 kamar. 11 kamar Mungil, 14 kamar Suprior, 12 kamar Deluxe, 3 kamar Executive Suite, 5 kamar Deluxe Executive, 10 kamar Tugu Suite, dan 1 kamar Sang Fajar Suite,” ulasnya.
Yang menarik, kamar Sang Fajar Suite didedikasikan untuk mengenang sejarah Bung Karno dimana kamar ini selalu ditempati putra putrinya setiap pulang ke Blitar yang seakan pulang ke rumah ayah, selain juga hampir semua Presiden RI pernah tinggal di kamar ini. Kamar yang berukuran 80m2 ini memiliki kamar tidur yang terpisah dengan living room.
Keunikan Furniture Antik Dengan Pelayanan Restaurant Bergaya Tradisional Khas Jawa Timur
Terdapat furnitur bergaya antik art deco yang dilengkapi beberapa lemari kayu untuk menyimpan memorabilia dan foto-foto lama Soekarno. Sedangkan pada kamar Tugu Suite, ukuran kamar 40m2 dengan konsep kamar mandi semi outdoor berlapis ubin teraso tua. Dominasi ruangan warna-warna romantis dengan tempat tidur berkanopi berukuran besar khas Jawa Timur.
Kuliner Khas Hotel ini juga dilengkapi Restoran Colony yang menyajikan masakan tradisional Indonesia, Cina, dan Eropa. Terdapat pula Waroeng Jawa dimana para tamu bisa berkumpul untuk minum teh dan jajanan pada sore mulai pukul 16.30 WIB s.d 18.00 WIB. Jajanan ini diperuntukkan gratis untuk para tamu yang menginap di hotel. Disebut warung karena gaya tradisional yang sederhana serta diterangi dengan lampu minyak. Ditambah aneka suguhan jajanan tradisional serta banyak pilihan teh lokal, kopi atau minuman herbal.
Bagi yang menyukai perawatan tubuh, Hartini memberitahukan bahwa terdapat Lali Djiwa Heritage Spa yang menggunakan metode terapi kuno. Tentunya dengan menggunakan ramuan rempah-rempah alami dengan terapis yang berpengalaman. “Lali Djiwa Heritage Spa merupakan teknik spa tradisi kuno berabad-abad lalu.
Dengan tujuan mencapai keseimbangan pikiran, tubuh dan jiwa,” katanya. Eksotisme Hotel Tugu Sri Lestari Blitar ini sejalan dengan aura Blitar Raya pada umumnya. Mengingat di wilayah ini terdapat sisa-sisa Kerajaan Majapahit yang masih berdiri. Beberapa di antara candi Hindu terbesar dan terindah di Jawa Timur yakni Candi Penataran dan candi-candi lainnya seperti Candi Simping, Candi Mleri dan banyak lagi.